simple hit counter
Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Belajar

Hanya Fokus pada Orientasi Kognitif dalam Pembelajaran Dapat Menyebabkan

×

Hanya Fokus pada Orientasi Kognitif dalam Pembelajaran Dapat Menyebabkan

Share this article
Orientasi Kognitif
Orientasi Kognitif

Rembangberita.com – Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, fokus pada orientasi kognitif dalam pembelajaran seringkali dianggap sebagai kunci untuk mencapai keunggulan akademis.

Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa terlalu banyak memusatkan perhatian pada aspek kognitif saja dapat menyebabkan berbagai kendala yang tidak diinginkan.

Example 300x600

Mari kita telusuri lebih jauh tentang mengapa “Hanya Fokus pada Orientasi Kognitif dalam Pembelajaran Dapat Menyebabkan” dampak yang merugikan.

Ketika pembelajaran diarahkan hanya pada aspek kognitif, seperti mengingat fakta dan memahami konsep, faktor-faktor penting lainnya mungkin terabaikan.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Pendidikan dan Psikologi baru-baru ini menunjukkan bahwa kesejahteraan emosional dan sosial siswa juga memainkan peran penting dalam kesuksesan belajar mereka.

Ketidakseimbangan dalam perhatian terhadap aspek kognitif dan emosional dapat mengakibatkan stres, kecemasan, dan bahkan penurunan motivasi belajar.

Profesor Maria Tanoto, seorang pakar pendidikan di Universitas Nasional, berbicara tentang implikasi dari penekanan berlebihan pada orientasi kognitif.

“Siswa yang hanya diberi tugas untuk memahami materi secara intelektual mungkin kehilangan kemampuan untuk berinteraksi secara sosial, berkolaborasi dengan rekan mereka, dan mengelola emosi dengan efektif.

Ini dapat menghambat perkembangan keterampilan interpersonal yang penting dalam kehidupan sehari-hari.”

Selain itu, kreativitas dan kemampuan berpikir lateral, yang penting untuk pemecahan masalah dan inovasi, juga dapat terhambat jika pendekatan pembelajaran terlalu terfokus pada orientasi kognitif.

Siswa mungkin cenderung mengikuti pola pikir yang sudah mapan dan enggan untuk berpikir di luar kotak.

Para profesional industri sering menilai kemampuan kreatif sebagai salah satu keterampilan utama yang dibutuhkan dalam dunia kerja yang semakin kompleks dan berubah-ubah.

Dr. Andi Pramono, seorang psikolog pendidikan terkemuka, menambahkan,

“Ketika siswa hanya diajarkan untuk mengingat informasi tanpa memahami aplikasinya dalam konteks nyata, mereka mungkin kesulitan menghubungkan pengetahuan mereka dengan situasi dunia nyata. Inilah yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk menerapkan konsep-konsep dalam situasi kehidupan sehari-hari.”

Jadi, apa yang bisa kita ambil dari temuan ini? Tentu saja, tidak ada keraguan bahwa aspek kognitif penting dalam pembelajaran.

Namun, penting juga untuk menjaga keseimbangan yang tepat antara aspek kognitif, emosional, dan sosial.

Mengintegrasikan kecerdasan emosional, kreativitas, dan keterampilan sosial dalam kurikulum dapat membantu siswa lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata.

Ketika merancang strategi pembelajaran, pendidik dan pengambil kebijakan pendidikan perlu mempertimbangkan efek jangka panjang dari pendekatan yang terlalu terfokus pada orientasi kognitif.

Memastikan keseimbangan yang tepat antara berbagai aspek pembelajaran akan membantu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tanggap emosional dan siap berinovasi dalam menghadapi masa depan yang dinamis.

Example 120x600